PENGOLAHAN JERAMI SEBAGAI KOMPOS DAN
PAKAN TERNAK
Tanah di katakana subur bila dapat menyediakan unsure
hara dalam jumlah cukup dan seimbang serta mempunyai aerasi yang optimum. Padi
atau beras akan di panen dibawa ketempat lain, sedangkan jerami sisa panen
umumnya di bakar.
Ketersediaan bahan pakan hijauan
sangat di pengaruhi faktor musim, di mana pada musim hujan tersedia banyak pakan
hijauan dan pada musim kemarau sangat terbatas..
Kandungan nutrisi
jerami sangat rendah , untuk itu perlu di tingkatkan nilai nutrisinya.
Salah satu teknologi pakan tepat
guna yang dilakukan dalam pengolahan bahan pakan ternak adalah bioteknolofi
melalui fermentasi.
·
PENGOLAHAN
KOMPOS JERAMI
Dengan mengolah
kembali limbah jerami menjadi kompos, kita dapat menghemat pembelian pupuk
organic. Pembuatan pupuk jerami hanya mempergunakan teknologi fermentasi.
Selama masa fermentasi akan terjadi proses pelapukan dan peguraian jerami menjadi kompos. Selama
waktu fermentasi akan terjadi perubahan fisik dan kimiawi jerami.
Suhu Tumpukan jerami
akan meningkat dengan cepat sehari/dua hari setelah inkubasi. Pada saat
suhu meningkat, mikroba akan dengan giat melakukan penguarian, sehingga terjadi
penyusutan jerami 50% dari volume semula. Jerami akan menjadi coklat kehitma-hitaman dan siap
di aplikasikan di sawah.
·
PENGOLAHAN
JERAMI SEBAGAI PAKAN
TERNAK
Pemanfaatan jerami sebagai pakan tunggal tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi pada ternak, hal ini dapat menurunkan produktivitas
ternak.
Ada
beberapa pengolahan yang dapat dilkukan untuk meningktakan kecernaan potensial serat kasar. Perlakuan
fisik berupa pemotongan, penggilingan,
peletin, penghancuran dan lain-lain. Bioteknologi merupakan suatu bidang
penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut aplikasi praktis organisme
hidup. Bio teknologi mencakup proses fermentasi, pengolahan air sampah.
Bio teknologi di bagi
Dua Yaitu bio teknologi Modern dan Tradisional.
Fermentasi bio teknologi modern dengan bantuan enzim dari mikroba untuk
melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa dan reaksi kimia lainnya sehingga
terjadi perubahan kimia pada suatu subtratorganik.
Fermentasi
di lakukan dengan cara menambahkan bahan mengandung mikroba proteolitik,
lignolitik, selulitik, lipotik dan bersifat fiksasi nitrogen non simbiotik (
Starbio, Starbioplus, EM-4 dan lain-lain).
Hasil penelitian Samsu
(2006) protein jerami padi yang di
fermentasi mengalami peningkatan dari 4,23 % menjadi 8,14 % dan diikuti dengan penurunan serat kasar, sehingga pakan
akan lebih mudah di cerna oleh ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar