Minggu, 15 Februari 2015

CAISIN SUMBER PRO VITAMIN DARI PEKARANGAN



        CAISIN
SUMBER PRO VITAMIN  DARI PEKARANGAN










Pro vitamin A dibutuhkan oleh tubuh terutama untuk mata. Orang cendrung menunjuk sumber provitamin A ini pada kelapa sawit. Padahal Caisin atau sawi  (Brassica sinensis L.) sayuran daun yang memiliki kandungan pro vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Tidak heran kalau disukai oleh konsumen Indonesia.

Sayuran daun ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun di dataran  tinggi. Ada dua jenis sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau. Karena pemeliharaannya mudah, tanaman Caisin  atau sawi banyak di tanam di pekarangan.


·         Jenis Tanah Tak Masalah

Caisin dapat tumbuh dan  beradaptasi pada hamper semua jenis tanah, baik pada  tanah mineral yang bertekstur ringan/ sarang sampai pada tanah-tanah bertekstur  liat berat dan juga pada tanah organic seperti tanah gambut. Kemasan (pH) tanah yang optimal bagi pertanaman caisin adalah antara 6-6,5. sedangkan temperature yang optimum bagi pertumbuhan caisin adalah 15-20°C.



·         Varietas LV.145 dan Tosakan

Varietas sawi yang dianjurkan dutanam didataran rendah atau tinggi adalah LV.145 dan Tosakan. Kebutuhan benih per hektar cukup 450 – 600 g.

·         Semai

Sebelum benih disebar, direndam dengan larutan hangat  Previcur N dengan  konsentrasi 0,1 % selama  ± 2 jam. Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Beih yang tenggelam yang digunakan, dipisahkan dan dikering anginkan. Kemudian benih disebar secara merata pada bedengan persemaian, dengan media  semai setebal ± 7 cm dan disiram. Bedengan  persemaian tersebut sebaiknya diberi naungan. Media semai  dibuat dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 1 : 1. Benih  yang telah disebar ditutup dengan media semai, kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2 – 3 hari. Bibit caisin berumur  7-8 hari setelah semai dipindahkan  kedalam  bumbunan dan  bibit  siap ditanam dikebun pada saat berumur 2-3 minggu setelah semai.
Cara lain dapat dilakukan dengan cara menyebarkan benih di larikan tanam diatas  bedengan. Apabila tanaman terlalu rapat maka dilakukan penjarangan.

·         Perlu Dolomit

Lakukan pengolahan tanah 3-4 minggu sebelum tanam. Tanah dicangkul sedalam 30 cm dibersihkan dari gulma dan tanahnya diratakan. Bila pH rendah. Gunakan kabur dolomite sebanyak 1-1,5 ton/ha dan diaplikasikan 3 minggu  sebelum tanam dengan cara disebar dipermukaan tanah dan diaduk rata. Bedengan yang digunakan sebaiknya berukuran lebar 100 – 120 cm dan tinggi 30 cm. jarak baris dalam bedengan 15 cm dan jarak tanam  dalam bedengan 10-15 cm.



·         Gunakan Pupuk Kandang

Pupuk dasar berupa pupuk kandang sebayak 10 ton/ha diberikan merata diatas bedengan dan diaduk merata dengan tanah. Dilakukan ± 3 hari sebelum tanam. Sedangkan pemupukan susulan menggunakan pupuk urea 130 kg/ha yang diberikan setelah penyiangan atau ± 2 minggu setelah tanam.

·         Tanam

Bibit yang telah berumur 12 hari setelah semai diangkat ke lapangan. Selanjutnya bibit ditanam dalam lubang tanam yang telah disediakan.

·         Pemeliharaan

Penyiangan gulma  dilakukan pada  umur ±2 minggu setelah tanam. Kemudian dilakukan penyiangan dan  pendangiran susulan setiap dua minggu sekali, terutama pada musim hujan.
Apabila penanaman dilakukan dengan cara  menyebarkan benih langsung dilapangan, dilakukan penjarangan  tanaman 10 hari setelah tanam atau bersamaan dengan waktu penyiangan gulma. Penyiraman  tanaman perlu dilakukan apabila ditanam pada musim kemarau  atau dilahan yang sulit air. Penyiraman dilakukan sejak awal  penanaman sampai  waktu panen 

·         Pengendalian Organisme

Pengganggu Tumnuhan (OPT)
Untuk mencegah timbulnya  hama dan penyakit, perlu diperhatikan sanitasi lahan, drainase yang baik dan apabila diperlukan tanaman dapat di semprot dengan menggunakan pestisida.

OPT utama yang  meyerang tanaman caisin adalah ulat daun kubis (Plutella xylostella). Pengendaliannya dapat dilakukan  dengan cara pemanfaatan Diadegma semiclausum sebagai  parasitoid hama  Plutella  xylostella,  penggunaan pestisida nabati , biopestisida, dan juga pestisida kimia. Pengendalian dengan pestisida harus dilkukan dengan benar baik pemilihan  jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, intyerval maupun waktu aplikasinya.

·         Cepat  Panen

Panen  dapat dilakukan setelah tanaman berumur 45 – 50 hari dengan cara mencabut atau memotong pangkal batangnya. Produksi optimal tiap hektar dapat mencapai 1-2 ton.  Pemanenan yang terlambat dilakukan menyebabkan tanaman cepat berbunga.

Tanaman yang baru dipanen di tempatkan  ditempat yang teduh, dan dijaga agar tidak cepat layu  dengan cara di perciki air. Kemudian  dilaukan sortasi untuk memisahkan  bagian yang  tua, busuk atau sakit. Penyimpanan bias menggunakan  wadah berupa keranjang bamboo,  wadah plastic atau karton yang berlubang-lubang  untuk menjaga sirkulasi udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar