Selasa, 27 Januari 2015

PEMANFAATAN PEKARANGAN



Pekarangan adalah sebidang tanah darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya, karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat.

Kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah sejak lama dilaksanakan, bukan saja sebagai penyedia bahan makanan yang beraneka ragam akan tetapi juga dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan keluarga Dari hasil pengamatan selama ini, tenyata belum semua pekarangan dimanfaatkan secara baik, Hal ini di sebabkan karena :
a.         Lahan pekarangan hanya ditanami dengan beberapa komoditi saja, sedangkan ternak dan ikan belum dipelihara, padahal potensinya cukup tinggi.
b.        Masyarakat belum dapat merancang pola tanam pekarangan dengan baik sehingga sering mengalami kekurangan bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian akibatnya menu keluarga kurang bervariasi, cenderung tidak seimbang dan hanya memenuhi sumber karbohidrat saja.
c.         Masyarakat belum terbiasa membatasi pekarangan dengan pagar hidup yang dapat berfungsi sebagai sayuran (sumber vitamin A).

Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan pemenuhan gizi keluarga melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang ada disekitar kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan bahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
Penganekaragaman pangan tidak hanya pada pengembangan pangan sumber karbohidrat saja tetapi juga penganekaragaman pangan sumber protein, vitamin dan mineral. 



MANFAAT  PEKARANGAN

A.     Sebagai lumbung hidup
Pekarangan mempunyai peranan yang besar sebagai penopang ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan pekarangan  sebagai lumbung pangan dengan menanam umbi-umbian yang tahan bertahun-tahun dan adaptif dengan segala macam cuaca, semacam : Ubi jalar, ketela pohon, talas dll.
B.     Sebagai warung hidup.
Prinsip warung hidup adalah pemaNfaatan pekarangan dengan tanaman produktif  yaitu tanaman yang mengahasilkan  buah, bunga, biji dan daun yang berguna untuk di makan, seperti  buah-buahan dan sayuran
C.     Sebagai Tabungan Hidup.
Didalam pekarangan juga hewan ternak kecil  seperti ikan, kelinci, ayam, bebek, kambing dan sebagainya serta di tanam pohon buah seperti mangga, durian ( yang bersifat tahunan ) sebagai tabungan dalm  hidup artian  selain hasilnya  bias di konsumsi juga dapat di jual untuk kebutuhan hidup keluarga  pada saat panen.
D.     Sebagai apotek  Hidup.
Prinsip utama apotek hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman obat yang hasilnya baik untuk kebutuhan jasmaniah. Jenis tanaman untuk  apotek hidup sangat banyak dan perlu di kembangkan. Jika pekarangannya kecil dapat dapat di tanam dalam pot, vertikultur dan teknologinya dapat secara tridisional atau hidoponik maupun melalui media  lainnya.
E.  Pekarangan dapat juga berfungsi sebagai taman yang akan memberikan kenyamanan dan keindahan serta dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga maupun siapa saja yang lewat sekitar rumah kita.

PENATAAN PEKARANGAN
Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah, karena itu pemanfaatan pekarangan bukan hanya mempertimbangkan hasil, tapi juga perlu mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan, penataan pekarangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1.     Halaman depan (buruan):, tanaman hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil pertanian
2.     Halaman samping (pipir): tempat jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat, kolam ikan, sumur dan kamar mandi
3.     Halaman belakang (kebon): bedeng tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman industri.
POTENSI PENGEMBANGAN
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
1.    Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat ( Sebagai sumber karbohidrat,protein nabati, vitamin)
2.    Tanaman  bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot, tanaman taman, anggrek)
  1. Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
  2. Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.
POLA TANAM VERTIKAL (TANAM BERSUSUN)

Pola tanam vertikal merupakan usaha pertanian dengan memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan potensi ketinggian, sehingga tanaman yang diusahakan per satuan luas lebih banyak. Pola ini  selain menghemat tempat juga hemat dalam penggunaan pupuk dan air
  • Media tanam dapat menggunakan media campuran  tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam dengan perbandingan 1:1:1 yang ditempatkan pada bak-bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang diatur bersusun ke atas..
  • Tanaman yang menginginkan keteduhan diletakan paling bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.

TABULAPOT

Tabulapot adalah menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman lainnya: bunga) di dalam pot.
  • Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
  • Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar


DAUR ULANG DI PEKARANGAN.

Usahatani di pekarangan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah karena, limbah yang dihasilkan dapat di daur ulang untuk kepentingan usahatani berikutnya:
1.    Sampah pekarangan dan sampah rumah tangga dapat dikomposkan  dengan membuat lubang sampah atau bak-bak pengomposan.
2.    Selain untuk pupuk, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan.
  1. Pupuk kandang dan  endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk  bagi tanaman.
BUDIDAYA ORGANIK

Budidaya tanaman di pekarangan sebaiknya dilakukan secara organik atau sesedikit mungkin menggunakan bahan kimia. melalui upaya tersebut bahan pangan yang dihasilkan lebih sehat.
1.    Bahan organik berasal dari sisa tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga atau lumpur endapan kolam ikan. 
2. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan biodekomposer yang banyak dijual di pasaran ( EM4, STARDEC, BIODEC, dan lain-lain)