Pekarangan adalah sebidang tanah
darat yang terletak langsung di sekitar rumah tinggal dan jelas batas-batasnya,
karena letaknya di sekitar rumah, maka pekarangan merupakan lahan yang mudah
diusahakan oleh seluruh anggota keluarga dengan memanfaatkan waktu luang yang
tersedia. Pemanfaatan pekarangan yang baik dapat mendatangkan berbagai manfaat.
Kegiatan pemanfaatan pekarangan sudah sejak lama dilaksanakan,
bukan saja sebagai penyedia bahan makanan yang beraneka ragam akan tetapi juga
dapat berfungsi sebagai tambahan penghasilan keluarga/tabungan keluarga Dari
hasil pengamatan selama ini, tenyata belum semua pekarangan dimanfaatkan secara
baik, Hal ini di sebabkan karena :
a.
Lahan
pekarangan hanya ditanami dengan beberapa komoditi saja, sedangkan ternak dan
ikan belum dipelihara, padahal potensinya cukup tinggi.
b.
Masyarakat
belum dapat merancang pola tanam pekarangan dengan baik sehingga sering
mengalami kekurangan bahan makanan seperti sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian
akibatnya menu keluarga kurang bervariasi, cenderung tidak seimbang dan hanya
memenuhi sumber karbohidrat saja.
c.
Masyarakat
belum terbiasa membatasi pekarangan dengan pagar hidup yang dapat berfungsi
sebagai sayuran (sumber vitamin A).
Tujuan dari pemanfaatan pekarangan adalah untuk meningkatkan
pemenuhan gizi keluarga melalui perbaikan menu keluarga, menumbuhkan kesadaran
keluarga agar mengenali dan mengetahui sumber-sumber pangan yang ada disekitar
kita, menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu memanfaatkan bahan
pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi keluarga.
Penganekaragaman pangan tidak hanya pada pengembangan pangan
sumber karbohidrat saja tetapi juga penganekaragaman pangan sumber protein,
vitamin dan mineral.
A. Sebagai lumbung hidup
Pekarangan
mempunyai peranan yang besar sebagai penopang ketahanan pangan. Dengan
memanfaatkan pekarangan sebagai lumbung
pangan dengan menanam umbi-umbian yang tahan bertahun-tahun dan adaptif dengan
segala macam cuaca, semacam : Ubi jalar, ketela pohon, talas dll.
B. Sebagai warung hidup.
Prinsip
warung hidup adalah pemaNfaatan pekarangan dengan tanaman produktif yaitu tanaman yang mengahasilkan buah, bunga, biji dan daun yang berguna untuk
di makan, seperti buah-buahan dan
sayuran
C. Sebagai Tabungan Hidup.
Didalam
pekarangan juga hewan ternak kecil
seperti ikan, kelinci, ayam, bebek, kambing dan sebagainya serta di
tanam pohon buah seperti mangga, durian ( yang bersifat tahunan ) sebagai
tabungan dalm hidup artian selain hasilnya bias di konsumsi juga dapat di jual untuk
kebutuhan hidup keluarga pada saat
panen.
D. Sebagai apotek Hidup.
Prinsip
utama apotek hidup adalah pemanfaatan pekarangan dengan tanaman obat yang hasilnya
baik untuk kebutuhan jasmaniah. Jenis tanaman untuk apotek hidup sangat banyak dan perlu di
kembangkan. Jika pekarangannya kecil dapat dapat di tanam dalam pot,
vertikultur dan teknologinya dapat secara tridisional atau hidoponik maupun
melalui media lainnya.
E. Pekarangan dapat juga berfungsi
sebagai taman yang akan memberikan kenyamanan dan keindahan serta dapat
memenuhi kebutuhan jasmaniah dan rohaniah terutama anggota keluarga maupun
siapa saja yang lewat sekitar rumah kita.
PENATAAN PEKARANGAN
Pekarangan merupakan lahan di sekitar rumah, karena itu
pemanfaatan pekarangan bukan hanya mempertimbangkan hasil, tapi juga perlu
mempertimbangkan aspek keindahan. Sebagai acuan, penataan pekarangan dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Halaman depan (buruan):, tanaman
hias, pohon buah, tempat bermain anak, bangku taman, tempat menjemur hasil
pertanian
2. Halaman samping (pipir): tempat
jemur pakaian, pohon penghasil kayu bakar, bedeng tanaman pangan, tanaman obat,
kolam ikan, sumur dan kamar mandi
3. Halaman belakang (kebon): bedeng
tanaman sayuran, tanaman bumbu, kandang ternak, tanaman industri.
POTENSI
PENGEMBANGAN
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai guna meliputi:
1.
Tanaman
pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbuan, obat
( Sebagai sumber karbohidrat,protein nabati, vitamin)
2.
Tanaman
bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman pot,
tanaman taman, anggrek)
- Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
- Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dll.
Pola tanam vertikal merupakan usaha pertanian dengan
memanfaatkan lahan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan potensi ketinggian,
sehingga tanaman yang diusahakan per satuan luas lebih banyak. Pola ini
selain menghemat tempat juga hemat dalam penggunaan pupuk dan air
- Media tanam dapat menggunakan media campuran tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam dengan perbandingan 1:1:1 yang ditempatkan pada bak-bak tanaman (paralon, bambu, pot) yang diatur bersusun ke atas..
- Tanaman yang menginginkan keteduhan diletakan paling bawah dan yang lebih suka panas diletakkan di atas.
TABULAPOT
Tabulapot adalah menanam tanaman buah-buahan (bisa tanaman
lainnya: bunga) di dalam pot.
- Media tanam harus mampu menopang tanaman, dapat menyediakan hara, air dan aerasi yang baik (sama dengan untuk pola tanam vertikal)
- Pot yang kurang baik, akan menghasilkan tata udara yang kurang baik sehingga kurang menguntungkan untuk perkembangan akar
DAUR ULANG DI PEKARANGAN.
Usahatani di pekarangan dapat dilakukan dengan biaya yang
lebih murah karena, limbah yang dihasilkan dapat di daur ulang untuk
kepentingan usahatani berikutnya:
1. Sampah pekarangan dan sampah rumah
tangga dapat dikomposkan dengan membuat lubang sampah atau bak-bak
pengomposan.
2. Selain untuk pupuk, sampah organik
dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan.
- Pupuk kandang dan endapan lumpur dari kolam digunakan untuk pupuk bagi tanaman.
BUDIDAYA ORGANIK
Budidaya tanaman di pekarangan
sebaiknya dilakukan secara organik atau sesedikit mungkin menggunakan bahan
kimia. melalui upaya tersebut bahan pangan yang dihasilkan lebih sehat.
1. Bahan organik berasal dari sisa
tanaman, limbah ternak, libah rumah tangga atau lumpur endapan kolam ikan.
2. Proses
pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan biodekomposer yang banyak
dijual di pasaran ( EM4, STARDEC, BIODEC, dan lain-lain)